Pagi harinya, Kuota duduk dibahu ibunya.
Ia di sedang menggantung kertas permohonannya diatas pohon. Ibunya bertanya
penasaran apa yang ditulis olehnya. Tapi Kuota tidak mau memberitahu ibunya. “Tidak
boleh” teriak Kouta *Kouta Kawaii~ ^^
Di kelas, Aoi sedang asyik mengobrol
dengan teman-temannya. Moe memperhatikan Aoi dengan sedih didepan pintu kelas
mereka. Saat Sato berdiri disampingnya. Moe langsung mengeluh pada pacarnya itu
kalau akhir-akhir ini Aoi jadi aneh.
Kak Sanjou melihat Aoi yang sedang memandangi
poster festival kembang api di samping toko tempat ia membeli yukata waktu itu,
kak Sanjou hendak menghampirinya, tapi tidak jadi.
Ibu pemilik toko keluar dan menyapa Aoi.
Kemudian ia memberikan kertas permohonan padanya. Ia mengatakan pada Aoi jika
menuliskan harapan dikertas itu, pasti akan terwujud.
Aoi, Moe dan Sato pulang sekolah
bersama. Moe bertanya pada Aoi apakah hubungannya dan Kugayama berakhir begitu
saja. Aoi menjelaskan kalau ia hanya ingin menyampaikan perasaannya saja. Moe
bertanya pada Sato apa benar Kugayama menolak Aoi karena Satsuki.
Sato bilang kalau bagi Kugayama, kak
Satsuki itu spesial. Saat Kugayama tersakiti, dialah yang pertama menjadi temannya.
Sato pun menceritakan pada mereka kalau Satsuki dulunya pernah di tolak oleh
pria yang disukainya dan menjadi kacau. Kugayama tidak tahan melihatnya. Karena
itu Kugayama berjanji pada Satsuki kalau ia akan berada disampingnya dan akan
menjaganya. Tapi, tidak berjalan seperti itu. Banyak hal mustahil terjadi. Dan
Satsuki-pun menyadari hal itu. Sato bilang kalau Satsuki terlalu protektif. Lama-lama
mereka hanya bertengkar saja dan akhirnya mereka berpisah, tapi... hari itu,
malam natal 2 tahun yang lalu...
Flash Back
Satsuki bilang mau baikan dan kembali
lagi. Kugayama sedang bersama Sato di sebuah restoran. Ia melihat hp-nya. Ada
banyak pesan masuk dari Satsuki. Ia lalu mendengar pesan suara yang telah
dikirimkan oleh Satsuki. Satsuki mengatakan kalau ia akan menunggu di bawah
pohon natal yang besar dan ia akan terus menunggu sampai Kugayama datang.
Namun, saat Satsuki bilang kalau ia seperti akan mati. Kugayama langsung
bergegas pergi menemui Satsuki.
Saat Kugayama tiba, Satsuki sudah
pingsan di jalan karena terus menunggu Kugayama meskipun salju terus turun. Kugayama
shock dan merasa bersalah, apalagi keadaan Satsuki sangat parah dan sempat
kritis.
Sato bilang kalau Kugayama terus
menunggu Satsuki di rumah sakit, sampai Satsuki akhirnya sadar. Tetapi saat
itu, Kugayama mengatakan pada Satsuki “Sampai kau bisa bahagia, aku akan selalu
disampingmu.” Dan dia selalu menjaga janjinya.
Setelah mendengar cerita dari Sato, Aoi
merasa kalau Kugayama dan Satsuki memang punya hubungan khusus. Mereka seperti
ditakdirkan untuk tidak berpisah. Moe bertanya apa Aoi akan menyerah soal
Kugayama. Aoi mengatakan kalau suka pada seseorang tidak selalu berisi tentang
hal yang menyenangkan.
“Kau seharusnya suka pada orang yang
bisa membuatmu bahagia” ucap Moe. Aoi bilang kalau ia sudah terlanjur menyukai
Kugayama.
Sesampainya di rumah, Aoi menemukan
paper bag yang tergantung di depan pintu kostnya. Di paper bag itu terdapat
gantungan kunci milik Kugayama yang pernah ia berikan. Saat Aoi membukanya,
ternyata isinya adalah kalung berbandul bintang yang pernah ia lihat di etalase
toko saat pulang bersama Kugayama. Ia pun menangis saat teringat kenangannya
bersama Kugayama.
Kugayama sedang sibuk dengan pekerjaan
paruh waktunya di restoran saat ia melihat ada pesan yang dikirimkan oleh Aoi
untuknya. Aoi menunggu pesan balasan dari
Kugayama. Ia mulai membereskan barang-barang Kugayama yang ada dikamarnya.
Kak Soju menemui Kugayama di tempatnya
bekerja. Ia mengeluhkan tentang Satsuki yang terus mengirimkan email padanya setiap
hari. Kak Soju menasehati Kugayama tentang janji yang ia buat untuk Satsuki. Ia
menyuruh Kugayama untuk tidak terlalu memaksakan dirinya terhadap Satsuki. Tapi
Kugayama tidak bisa melakukan itu.
“Kau
tahu kan? Satsuki saat ini bersamamu hanya karena sifat posesif dan agresif.
Lalu, kau menggunakan Satsuki sebagai alasan.”
Kugayama kesal pada kak Soju yang
mencampuri urusannya. Mereka saling terdiam dan mengukur reaksi masing-masing.
Kemudian kak Soju menyuruh Kugayama untuk tidak memikirkan janjinya pada
Satsuki lagi. Karena ia yang akan melakukannya. Ia juga sudah bosan dengan
keluhan-keluhan Satsuki padanya.
Kak Soju menarik kerah baju Kugayama
sambil berkata “Jangan melarikan diri lagi.” Kemudian ia pergi.
Aoi sedang berjalan pulang bersama Moe.
Moe mengajak Aoi untuk pergi ke festival tanabata bersamanya dan Sato. Aoi
tidak mau, ia menyuruh Moe untuk pergi berdua saja dengan Sato.
“Kau
sudah beli yukata, kan? Sayang sekali.” Keluh Moe.
“Tidak
masalah, tahun depan bisa kupakai.”
Tiba-tiba
Moe mendapatkan gagasan. “Bagaimana kalau kita undang cowok lain? Jadi, kita
bisa double date.”
“Moe,
sudah tidak apa-apa” cegah Aoi. Tapi Moe tidak peduli. Tiba-tiba ia berteriak
dengan semangat. “Ada.”
Hhhee
siapa lagi coba. Sudah bisa ditebak, mereka menemui kak Sanjou di tempat
kerjanya. Kak Sanjou menyutujuinya, lagi pula saat festival ia tidak bekerja. Aoi
ingin menolak. Tapi Moe dengan semangat berkata “Syukurlah.” Ia jadi penasaran
ingin melihat Aoi memakai yukata miliknya.
“Moe,
itu merepotkan” ucap Aoi seraya mengejar Moe.
“Kenapa?
Kau tidak puas dengan kak Sanjou?”
“Bukan
seperti itu... Aku... ”
“Jangan
bilang kau sudah punya orang yang kau sukai. Kalau terus memikirkan cinta tak
berbuah. Kau akan jadi perawan tua. Kalau bisa tahun ini kau dapat pacar.” Aoi
pun tidak bisa lagi untuk membantah.
Aoi
memandangi kalung pemberian Kugayama di kamarnya.
Hari festival kembang api pun tiba. Aoi
sudah mengenakan yukata miliknya. Ia menemui Moe dan Sato di depan halte bis.
“Aoi,
kawaii. Kak Sanjou pasti akan jatuh cinta.” Puji Moe.
Saat
bisnya tiba, Moe menyuruh Aoi untuk cepat-cepat masuk. Ia akan menyusul naik
motor dengan Sato.
“Kalian
akan datang kan?” Tanya Aoi panik.
Setelah
bisnya pergi, Kugayama datang.
Kugayama
pulang ke tempat kostnya dikamar 202.
Aoi bertemu dengan kak Sanjou di tempat
festival. Sementara Kugayama hanya berbaring termenung menatap langit-langit
kamarnya. Sepertinya kamarnya sudah selesai diperbaiki. Hanya saja barang-barangnya
masih berantakan dan belum tersusun rapi. Ehh, sebelumnya kamar Kugayama emang
berantakan ya. Hhheee
Ditengah perenungannya, tiba-tiba ada
yang mengetuk pintu kamarnya dengan tidak sabar. Saat kugayama membuka pintu,
Sato langsung mendorong tubuh Kugayama sampai ia terjatuh kelantai. “Kau ini
memang aneh. Kau senang kan bersama Aoi. Kau ingin selalu bersamanya, kan? Yang
seperti itu artinya suka?” Teriak sato menggebu-gebu.
Kugayama berusaha untuk berdiri.
“Tapi
apa yang kau lakukan? Kau selalu mengatakan hal-hal yang menyebalkan. Jangan
sok keren!” Sato menarik-narik kerah baju Kugayama.
“Lepaskan!”
ucap Kugayama seranya menepiskan tangan Sato dari bajunya.
“Shuusei,
kau ini!” Sato sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia sudah akan
melayangkan tinjunya tapi tertahan saat mendengar suara Moe yang berteriak pada
mereka. “Jangan bertengkar!!”
Moe
mendekati mereka berdua. Ia menatap Kugayama.
“Aku tidak peduli dengan perasaanmu.
Tapi... ini.” Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, ternyata itu adalah kotak
berisi kalung pemberian Kugayama untuk Aoi.
Moe mengatakan kalau saat melihat kalung
itu, Aoi selalu teringat Kugayama. Jadi, dia mau menguncinya. Tapi Aoi
menyerahkan kalung itu pada Moe. Aoi sekarang sedang ke taman bermain dengan
kak Sanjou karena ia yang menyuruhnya. Kalau tidak, Aoi akan selalu memikirkan cintanya
pada Kugayama yang tidak terbalas.
Setelah
mendengar semua itu. Kugayama sadar akan kesalahannya pada Aoi. Ia langsung
berlari untuk menyusul Aoi. Sato mengejarnya dan melemparkan kunci motornya.
“Sudah
tidak ada waktu.”
“Terimakasih”
balas Kugayama.
Kugayama
pun pergi dengan mengendarai motor Sato. Sato dan Moe menyemangati Kugayama.
Tapi, setelah Kugayama pergi. Moe baru menyadari sesuatu.
“Bagaimana
dengan kita?” tanyanya pada Sato.
“Haaaaahhh...
” teriak Sato histeris. Ia baru menyadari hal ini.
“Apa
yang kau pikirkan?” keluh Moe.
Sementara
itu, Kugayama terus melajukan motornya. Ia teringat akan pesan yang dikirimkan
oleh Aoi setelah ia memberikan kalung itu dan semua kenangan-kenangan mereka berdua
selama ini.
Aku
menerimanya. Kalau dipikir-pikir, waktu kita bersama itu singkat ya? Tapi, itu
sangat menyenangkan. Dan aku rasa, itulah saat-saat yang paling membahagiakan
dalam hidupku. Tapi, aku ingin lebih
banyak bicara denganmu. Aku ingin lebih banyak menemuimu. Dan jika aku bisa
menghapus pengakuanku saat itu. Mungkin aku akan bisa bersamamu lebih lama.
Tetapi, aku memang tidak bisa menganggapnya tidak ada. Meskipun aku tidak bisa
lagi bersamamu. Dan dibenci olehmu, aku suka Kugayama Shuusei. Dan persaan itu
tidak akan hilang. Dan tidak ingin aku hilangkan. Aoi.
Di taman bermain, waktu sudah
menunjukkan pukul 7.20. Kak Sanjou mengajak Aoi naik biang lala.
Kugayama terjebak macet karena ada acara
festival kembang api.
Pukul 7.31, kembang api sudah
diluncurkan di langit.
Kugayama melihat itu. “Sial!” Keluhnya.
Lalu ia menerobos jalan begitu saja. Ia terus menerobos jalan meskipun sudah
dihalangi oleh polisi lalulintas. Karena kendaraannya tidak boleh masuk, ia
meninggalkan motornya begitu saja dijalan dan berlari memasuki taman bermain.
Sementara
itu, Aoi masih bersama dengan kak Sanjou. Ia meminta maaf pada kak Sanjou
karena merepotkan. Dan menyuruh kak Sanjou untuk datang dengan pacaranya tahun
depan.
“Tahun
depan aku ingin datang bersama Aoi lagi” jawab kak Sanjou. “Aku suka Aoi. Aku
selalu suka Aoi. Aku tidak akan membuat Aoi menangis. Karena aku suka wajah
tertawamu.”
Jam
8.15 kembang api hati meluncur dilangit.
Orang-orang
yang datang saling mencium pasangan mereka masing-masing. Sementara Aoi hanya
melihatnya dengan mata yang berkaca-kaca. Kak Sanjou mendekat, ia seperti akan
mencium Aoi tapi melihat Aoi yang menangis ia membatalkan niatnya itu.
“Maaf.”
Ucap Aoi.
Sementara
itu, Kugayama terus berlari mencari Aoi di taman bermain itu.
Aoi berjalan pulang sendirian saat
orang-orang sedang ramai melihat kembang api dilangit. Tiba-tiba ia mendengar
suara Kugayama yang memanggilnya. Awalnya ia kira itu hanya halusinasi. Tapi ia
mendengar suara itu lagi. Aoi berbalik, dan melihat Kugayama sedang berlari di
seberang jalan sambil meneriakkan namanya.
Dengan menahan tangisnya Aoi berlari
hendak menyusul Kugayama, tapi ia menabrak orang dan terjatuh. Kugayama melihat
Aoi dari seberang.
Mereka
berdua berbicara diatas jembatan dan saling berseberangan jalan.
“Aoi!”
“Kenapa?”
“Maaf,
maaf untuk selama ini. Aku kira kita tidak akan pernah punya rasa suka pada
seseorang. Tapi, ternyata aku salah. Aku ketakutan. Aku takut dengan sikapmu
yang sangat terus terang. Tetapi, aku tidak akan lari lagi.” ucap Kugayama
dengan mata berkaca-kaca.
Mereka
bertemu dijalan yang sama dan saling berpandangan.
“Aku... ingin tertawa bersamamu. Ingin
menghadapimu dengan benar. Jadilah pacarku!” ucap Kugayama seraya menundukkan
kepalanya. Nih orang mau nembak apa minta maaf sih hhhaa
Aoi menampar wajah Kugayama seraya mengatakan
semua unek-uneknya selama ini. “Kamu seenaknya sendiri. Kau ini sangat egois.
Seenaknya membuat kesimpulan sendiri. Ceritakan hal itu padaku. Hal yang
menyesakkan. Dan hal yang sangat menyakitkan pun. Hal yang membuatmu banyak
menangis. Aku... apapun yang terjadi, tidak akan berpisah darimu. Aku ingin
bahagia bersama.” ucap Aoi terisak-isak.
Kugayama
menarik Aoi kedalam pelukannya. “Aku akan selalu disampingmu.” Ia melepaskan
pelukannya dan menatap Aoi. Aoi pikir Kugayama akan menciumnya. Tapi ketika ia
memejamkan mata, Kugayama malah mengeluarkan ponselnya dan memotret wajah Aoi.
“Wajah
ingin dicium.” Ledeknya sambil menunjukkan foto itu ke Aoi.
“Kau
ini benar-benar menyebalkan! Sini! Hapus!” teriak Aoi. Ia berusaha merebut
ponsel ditangan Kugayama.
Perhatian
mereka teralihkan oleh suara kembang api yang baru diluncurkan kelangit.
“Loh,
bukannya sudah selesai?” Aoi bertanya heran.
“Ini
pasti spesial.” tebak Kugayama, ia pun langsung menarik Aoi dan menciumnya. Nah,
yang ini beneran dicium hhiii.
Mereka berciuman ketika kembang api hati
spesial berkelap-kelip di langit.
Saat
Kugayama melepaskan ciumannya, Aoi baru menyadari kalung bintang itu sudah
terpasang dilehernya. Entah kapan Kugayama memasangkan kalung itu, mungkin saat
mereka berciuman?
Aoi
tersenyum senang dan langsung memeluk Kugayama dengan erat.
END_
Di
kertas permohonan pemberian ibu penjaga toko tertulis.
*Semoga kami bisa selalu tertawa
bersama. Aoi
Walah,
ternyata ucapan ibu itu memang benar ya tentang yukata dan juga kertas
permohonan itu???
KYYAAAAAAA~ akhirnya selesai juga :D
Ini sinopsis pertama yang aku post. Makasih
untuk yang sudah baca, maaf kalau kata-katanya berantakan. *bow
L D K,
aku suka sama wajah imut-imutnya Kento Yamazaki mirip banget sama Yamapaii. Yahh
walaupun di drama ini doi jadi cowok yang jahil dan suka ngeselin. Bener kata
Aoi, kalau Kugayama itu egois dan suka seenaknya sendiri. Beruntung banget dia
masih punya kesempatan untuk bersama Aoi. Padahal ia sama sekali tidak mau
memperjuangkan cintanya untuk Aoi. Kecuali di akhir episode saat ia dinasehatin
sama Sato dan Moe. Coba kalau Sato dan Moe gak nasehatin dia, apa Kugayama
masih mau berlari mengejar Aoi? Entahlah...
Kasihan
kak Sanjou yang kawaiii~ malah ditolak sama Aoi.
Aku
suka banget sama Ost endingnya dari Honey L Days.
Oiaa,
aku kepikiran buat sinopsis dorama-nya Kento Yamazaki yang Orange. Cuma
kepikiran lohh hheee XD